Jumat, 13 Februari 2015

where my little baby
Title : where my little baby
Genre : sad, mistery
Lenght : Chapter
Rating : PG-12
Main Cast :
sara.
Sam Winchester.
Dean
.
.
.
close
very close
and finally very bad
.
.
.
Sara kembali menatap selembar foto di tangannya itu dengan mata yang berkaca-kaca. Setega itukah mereka hingga merampas putri kecil kesayangannya itu darinya? Sekejam itu kah mereka memisahkan seorang ibu dengan bayi kecilnya yang belum genap sebulan umurnya? 

Wanita itu duduk termenung di kursi santai di teras depan rumahnya, menatap kosong ke pekarangan di seberang. Cahaya mentari pagi dengan hangatnya menerpa kulitnya yang pucat, walaupun begitu, tetap saja seluruh tubuhnya terasa dingin seperti Alaska. Tidak akan ada yang dapat menggantikan kehangatan itu selain putri kecilnya, Mandy.
Kemana ia harus mencari gadis kecil kesayangannya itu? Semenjak kepergian suaminya Dean, Sara tak punya siapapun di dunia ini. Tak ada kerabat dekat yang ia kenal yang masih hidup. Setidaknya tak ada......
Ah, Sam Winchester.
Adik lelaki Dean itu menghilang begitu saja seusai upacara pemakaman mendiang suaminya. Tepat sehari sebelum Sara dibawa ke rumah bersalin untuk mengantarkan putri kecilnya ke dunia.
Mencurigakan? Ia tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Bahkan, ia tak pernah memikirkan apapun selain Mandy. Hanya ada Mandy dan Mandy yang ada di pikirannya.
Sara mulai beranjak dari tempat duduknya. Ia sadar, hanya termenung saja tak akan mengembalikan gadis kecilnya itu padanya. Ia harus melakukan sesuatu, apapun itu. Semakin lama ia membiarkan putrinya lepas darinya, semakin kecil kemungkinan ia akan dapat berjumpa dengan putrinya lagi.
Ia segera membongkar lemari pakaian di dalam kamarnya, mencari-cari sebuah buku yang pernah dibawa-bawa oleh mendiang suaminya saat berburu. Dapat. Sara segera membolak-balik halamannya, matanya memindai seluruh informasi yang tertulis hingga tertuju pada suatu deretan nomer.
Sara segera mengambil telepon di kamarnya dan menekan nomer-nomer itu, terlalu tergesa untuk mengeceknya dua kali. Nada sambung itu akhirnya terangkat. Dengan bibirnya yang bergetar ia mengucapkan salamnya, "Halo."
"Halo, Sara," suara di ujung sana membalas dengan segera.




iya pun tercengang mendengar suara itu, namun akhirnya suara itu pun lenyap 

"halo... halo... jawab saya" telephone pun terputus

ia pun segera membuka buku tersebut, dan melihat buku itu secara teliti, jantung sara serasa ingin copot, matanya berkaca-kaca, ia pun bangkit dari duduknya dan menaru buku itu di meja cermin, sara pun membalikan badannya dan iya melihat kertas yang di lipat di bawah tempat tidurnya 

"apa ini? saya belum pernah melihat sebelumnya" ia pun membuka kertas itu. surat itu adalah buatan tangan dengan tulisan tinta yang terdapat bercak darah, surat itu berbunyi 

"sang mentari akan pergi, ia akan pergi ke tempat yang jauh di tempat terbitnya matahari eksotis hanya ada di sebuah pulau dengan cahaya yang merah membara, dan ingatlah orang yang berada di dekatmu adalah orang pertama yang akan menusukmu." ia pun penasaran dengan surat yang tak tau asalnya dari mana, dan tiba-tiba pintu pun berbunyi

"tok..tok..tok" bunyi ketukan pintu

"siapa? tunggu sebentar" jawab sara, lalu bergegas membukakan pintu

ia pun membukakan pintu, namun... tak ada seorang pun yang berada di depan pintu, ia melihat amplop coklat berada di bawah pintu, ia pun mengambilnya, ia pun kembali tidak bisa menahan air matanya, di amplop tersebut ada foto anaknya yang belum genap satu bulan, dan selembar surat yang berisikan:

"anakmu baik-baik saja, kamu harus menebus kematian seseorang yang berada dekat dengan ku, aku ingin kamu merasakan apa yang saya rasakan, temukan saya jika kamu bisa, atau jika kamu ingin melihat anakmu temuilah, saya tunggu 3 hari atau anak ini akan saya bunuh"

ia pun bergegas mencari telephone genggamnya, ia terus mencoba menelphone sang pelaku pencuri anaknya, lalu ia teringat kertas yang terjatuh di bawah kasurnya.

"siapa? siapa yang menculik anakku? orang terdekat? siapa dia?" semua penuh tanda tanya

setelah ia fikir-fikir, tidak mungkin suaminya, tidak mungkin ibu atau ayahnya, lalu ia mengingat kembali suara seseorang yang ada di telphone tersebut, ia menelaah kembali surat tersebut.

"saya tidak mempunyai kerabat dekat atau apapun itu. saya tidak punya kakak atau adik, adik? hanya dean yang masih memiliki adik, dean sangat dekat dengannya, apakah benar dia yang menculik anakku?" situasi pun semakin panas ia pun terus bertanya-tanya dan selalu memikirkan surat yang di berikan suaminya

***

keesokan harinya ia pun terbangun dari tidurnya, ia bergegas keluar rumah dan berniat menemui anaknya, ia pun membaca surat dari suaminya, dan terus berfikir kemana ia harus pergi 

"sang matahari? ia bersinar? mungkin yang dean maksud adalah anakku, tempat matahari terbit? 

Ia pun teringat sesuatu bahwa ia bersama suaminya ingin sekali pergi ke salah satu pulau yang ada di korea… yang di beri julukan “pulau matahari terbit”
“apakah benar ada di situ?” tidak banyak berfikir sara pun bergegas membeli tiket ke korea dan terbang ke pulau tersebut

***
Setelah tiba di pulau tersebut, ia mengunjungi sebuah rumah tua yang pernah di bangun oleh Dean dan Sam, ia pun tidak bodoh, ia bergegas menelphone polisi dan bersama-sama ke rumah tua tersebut…
Sesampainya ia di rumah tersebut, sara pun membuka pelan pintu rumah tua tersebut, polisi pun menggeledah seisi rumah dengan hati-hati, sara pun membantu dan mencari di ruang bawah tanah
“apa ini/?” Tanya sara terkejut. Ada pakaian laki-laki tergeletak di bawah meja di ruang bawah tanah.
“baju ini.. seperti” ia pun menguras habis ingatannya dan ia mengingat bahwa itu baju Sam saat terakhir bertemu dengannya
“aku yakin bayi ku ada di sini” sara pun mencari anaknya di ruang bawah tanah
***
Setelah beberapa jam, sara menemukan ruangan yang pintunya sedikit terbuka, tak banyak fikir sara pun masuk ke ruangan tersebut
Sara pun berteriak kencang
“aaaaaa!!! Astaga, apa yang dia lakukan” sara pun menangis dengan kencangnya… ia melihat Sam yang sudah setengah membusuk dan anaknya yang sudah membiru
“ya tuhan, Dean maafkan aku… maafkan aku..”sara pun menyesal, ia sangat menyesal dengan kejadian tersebut…
Akhirnya sara pun mengikhlaskan kepergian ke-3 org tersebut
Dan akan selalu mencintai mereka.
***THE END***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar